Situ Jatijajar terletak di Kota Depok, Kec. Tapos,
Kab. Bogor, Rt/Rw 01/02. Situ ini dijadikan sebagai tempat wisata, karena
pemandaganya yang bagus dan warganya yang ramah, menjadikan tempat ini banyak
menarik perhatian, dan juga bisa dijadikan sebagai tempat edukasi bagi
siswa-siswi yang bersekolah di Wilayah Depok. Salah satunya bagi para siswa SMK
Tiara Nusa.
Intermezo
:
Dulu pernah ada kontrafersi ketika Nur Mahmudi Ismail
Walikota Depok, ingin mengubah Situ Jatijajar menjadi Terminal. Masyarakat
sekitar tidak menyetujui, karena akan menghabiskan lahan terbuka hijau.
Akhirnya Walikota membatalkan rancananya tersebut dan sampai saat ini Situ
Jatijajar masih menjadi tempat wisata dan edukasi yang indah dan damai.
Sejarah
:
Situ Jatijajar merupakan Situ alami, dan sudah ada
sejak agama islam masuk di Wilayah Jawa Barat terutama di Kota Depok. Awalnya
Situ Jatijajar bernama *Situ Rawa Badak* karena pada zaman dulu banyak sekali
warga yang memelihara kerbau, yang biasa orang awam menyebutnya (badak), dari
zaman ke zaman Situ ini mengalami perubahan nama yaitu *Situ Jatijajar*
alasannya karena banyak pohon jati yang tumbuh di sekitar dan Situ ini terletak
di kampung Jajar, akhirnya Situ ini diberi nama Situ Jatijajar yang terkanal
hingga saat ini.
Situ
Jatijajar juga merupakan tempat religi pada zaman dulu, karena penyebaran agama
islam di daerah Jajar di mulai dari Situ ini. Dulu pernah ada mitos jika tidak
ingin terkena sial, maka harus menjaga etika dan tutur kata jika berada di Situ
ini terutama di daerah “keramat”. Keramat adalah sebuah Mushola yang bernama “Mushola
Al-Karomah” atau orang-orang sering menyebutnya dengan “keramat”, kerena di
mushola tersebut terdapat sebuah makam (petilasan), petilasan hanya sebuah batu
yang berbentuk seperti makam, oleh karena itu banyak orang yang datang ke Situ
hanya untuk mengunjungi makam (petilasan) dengan maksud tertentu. Dan juga
terdapat mitos bahwa terdapat potongan tubuh jawara betawi atau lebih sering di
kenal sebagai “Si Pitung” di Situ ini, tidak terbukti kebenarannya.
Selain tempat religus, di Situ Jatijajar ini
terdapat untuk bermain air “bebek-bebekan” untuk permainan murah meriah dengan
harga 10rb saja sudah dapat menaiki permainan tersebut dan mengayuh
mengelilingi Situ. Terdapat rumah makan, dan warung-warung kecil.
Warung-warung kecil
Di
dalam Situ Jatijajar juga terdapat hutan, hutan ini berisi berbagai macam jenis
pohon dan keterangan sudah berapa lama pohon itu berdiri, terdapat juga pohon
salak, tempat duduk untuk beristirahat, jalanan yang rapih dan gubuk yang
berada di tengah-tengah hutan. Tadinya hutan ini bersih dan rapih, namun karena
banyak pengunjung yang tidak menaati peraturan hutan ini jadi tidak terawat
dan kurang rapih, tidak seperti pertama kali hutan ini di buka untuk umum.
Demikian Sejarah singkat mengenai Situ Jatijajar,
semoga bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Sumber :
·
Bapak Hidayat (
Selaku Warga Asli Jatijajar )
·
Riski Abu Bakar
(Mantan Anggota Pengurus Situ Jatijajar)
Kami
pewawancara :
1. Yuliana Habibah Pratiwi (Editor)
2. Dara Aulia Febryanty (Pengambil gambar)
3. Yully Yanny Safitri (Penannya)
4. Purnama Anisa Fitri (Pencatat)
By.11tkj